Akibat Salah Pergaulan dan Bullying.

Dari kisah seorang Anak Broken Home yang menjadi Pemulung.

            “Saya sebenarnya merasa kasian pada dia, tapi anehnya saya nggak ingin bantu dia” ucap Rifky Anugerah Firdaus salah satu temannya yang cukup mengenalinya dengan baik karena pernah satu kelas saat SMP dan satu sekolah saat SMA denganya.

            “Nama dia Bayu Erlangga, yang saya tahu dia lahir pada 3 Oktober 1999, seharusnya dia itu kaka kelasku saat SMP, namun karena ada masalah keluarga, orang tuanya berpisah membuat dirinya tidak sekolah selama hampir 2 semester sehingga membuat dia tidak naik kelas., Pas pertama kali masuk dia bukan dikelas saya melainkan di kelas J namun karena ada salah satu teman kampungnya tau bahwa dia ga aik kelas sehingga dia menjadi bahan olok olok di kelasnya dan terpaksa harus pindah ke kelas C, bersama saya.” Ucap Rifky saat bagaimana ia pertama kali bertemu denganya.

            “Awalnya saya pikir dia tidak sekolah karena mendapat penindasan dari teman temanya dulu, karena dari sifatnya yang menyebalkan dan gampang sekali marah, awalnya saya coba mendekatinya ingin menjadi seorang teman dan karena penasaran kenapa dia jarang sekolah sehingga tidak naik kelas, dan akhirnya saya tahu bahwa dia jarang sekolah karena terpukul akibat perpisahan dari kedua orang tuanya, saya merasa kasian dan selalu menemaninya karena yang saya tahu menjadi anak yang broken home pasti sangat seudih dan menyusahkan untuknya, membelikan ia makanan karena tiap istrirahat dia hanya diam di kelas memainkan pensil dan bukunya.” Jawab Rifky saat di tanya bagaimana dia bisa menjadi temanya.

Broken home sendiri adalah kondisi di mana ketika sebuah keluarga mengalami keretakan yang berujung pada perpisahan atau perceraian. Perpecahan dalam struktur keluarga ini tidak hanya berdampak pada keluarga namun berdampak juga bagi perkembangan dan kesehatan mental dari sang anak.

“Awalnya saya senang bisa bantu dia, tapi lama kelamaan dia jadi berubah gitu yang awalnya saya kasih makanan jika saya punya uang lebih menjadi tiap hari minta dan terkadang meminta uang saya walaupun tidak seberapa saya kasih aja ya mungkin untuk dia ongkos pulang kerumah, namun semakin kesini dia malah kaya memanfaatkan saya gitu sering minta uang dan lainya akhirnya saya juga gedeg dan bilang bahwa lagi ga punya uang, dan keperluan lain sehingga ga bisa ngasih, tapi saya sangat kecewa dengan ekpresinya dia langsung marah dan bilang bahwa saya emang gamau bantu dia. Dan dari sanalah saya mulai ga suka dan benci sama sifatnya” jawab Rifky saat bagaimana pertama kali dia menjauhinya.

“Dari kejadian sana saya udah mulai ga dekat lagi denganya dan mencoba menjauhinya, karena tidak ada ucapan minta maaf sekalipun darinya, akhirnya dia  berteman dengan anak nakal yang ada di kelas, saya kira awalnya mereka temenan baik, namun sekarang dia malah terbawa bawa oleh mereka suka merokok dan saya pernah melihat dia meminum minuman keras juga, dan lebih parahnya lagi rokok dan minuman keras itu dia yang beli sendiri untuk teman temanya.” Kata Rifky bahwa dia terbawa ke dalam pergaulan yang buruk juga dia mengatakan bahwa uang yang dia pakai adalah uang dari ibunya yang harusnya untuk keperluan sekolah.

“Mungkin karena keseringan meminum minuman keras akhirnya dia sering pingsan, dan kadang suka mendadak tepar di kelas, walaupun gak sering akhirnya berita itu tersebar di sekolah, anehnya setelah tersebar dia malah semakin menjadi jadi kadang kesurupan di kelas saya ga tau itu asli atau bukan tapi jadi takut aja gitu akhirnya saya jadi semakin menjauh dan tidak ingin kenal denganya lagi” ucap Rifky menjelaskan bahwa dia kecanduan dengan minuman keras untuk membuat kesenangan sementara. Rifky menjelaskan ia tidak lagi sekelas denganya waktu kelas 3, bahkan dia tdak mendengar kasus tentang Bayu kembali sampai kelulusan dia berpikir mungkin waktu kelas 3 dia cukup mendapatkan pertemanan yang baik di kelasnya atau jarang sekolah sehingga tidak terjadi masalah.

Setelah lulus ternyata Rifky dan Bayu kembali satu sekolah di SMA namun tidak sekelas tapi karena kelasnya bersebelahan dia tetap dapat mendengar informasi berita tentangnya dari kelas sebelah.

“Setelah lulus, saya masuk ke SMA saya ga tau bahwa dia juga masuk SMA ini, untung aja ga sekelas, tapi saya pikir awalnya dia bisa lulus yak karena waktu kelas 3 dia sudah berubah, dia berada di sebelah kelasku aku kelas IPS 3 dia kelas IPS 2”

“Awalnya tenang ga ada lagi kasus tentang dia tapi setelah mungkin 2 bulanan belajar dia mulai membuat kasus lagi, kaya kesurupan di kelas, saya tahu karena kelas IPS 2 yang berlarian keluar kelas akibat takut, banyak orang yang bilang bahwa dia sebenarnya pura pura dan memang tidak terjadi apa apa denganya soalnya dapat terlihat dari ekpresi gerak geriknya, dan juga ada kabar buruk bahwa dia memang memiliki sebuah penyakit mental”

“Sejak kejadian itu banyak orang yang menjadi takur denganya dan akhirnya menjauhi bahkan anak anak sekelasnyapun tidak ada yang mau dekatnya, karena selain dia suka tiba tiba begitu dia juga memiliki sifat mengjengkal yaitu gampang marah, bahkan dia bilang sendiri di hadapan anak kelasnya bahwa dia membenci kelas ini, dan karena terlalu sering dia suka begitu menjadi tidak aneh di kelas bahkan jadi semakin banyak orang yang bilang dia berpura pura” Kata Rifky menjelaskan bahwa saat masuk SMA dia mulai kembali seperti itu.

“Saya juga baru tahu dari teman teman di kelas IPS 2 bahwa sejak masuk SMA dia mulai memulung mencari uang sendiri dan tinggal bersama neneknya karena tidak mau menerima uang atau tinggal bersama kedua orang tuanya, orang orang juga mungkin merasa kasian denganya tapi karena sifatnya itu yang membuat mereka dia mau membantunya, bukanya kita merasa iba melainkan kita hanya merasa jijik dan ilfeel atas tindaknya, saya berpikir bahwa mungkin dia melakukan kesurupan, tepar dan lainya semata mata hanya untuk mendapatkan perhatian dari orang lain”

“Saat sudah lulus dia bekerja menjadi tukang bersih bersih di sebuah rumah makan, namun saya kembali mendengar dia kembali menjadi pemulung, saya bersyukur dia tetap bisa menjalani hidupnya dan tidak menyerah” ucap Rifky di akhir pertanyaan wawancara.

Dari kisah di atas kita dapat mengetahui bagaimana dampak yang bisa di hasilkan akibat salah pergaulan, perlakukan penindasan bullying serta kurangnya pendidikan dari orang tua karena harus berpisah yang mengakibatkan kesehatan mental seorang anak bisa terganggu.

Dengan kisah di atas juga kita harus tidak membeda membedakan teman, memberikan perhatian lebih untuk orang orang seperti mereka, walaupun dengan sikapnya yang menyebalkan kita harus dapat mengubahnya sedikit sedikit sehingga dapat berubah menjadi lebih baik.

Taufik Ramadhan Nur Basitu