Seblak Penambah Pendapatan

 

    JERAT INDONESIA, GARUT(4/21) - Siapa yang tidak tahu seblak, makanan yang disukai para perempuan ini mungkin sudah banyak di kenal di tanah air, makanan yang bercita rasa gurih dan pedas terbuat dari kerupuk basah yang di masak dengan sayuran dan sumber protein seperti telur, olahan daging dan di masak dengan kencur ini berasal dari Bandung, Jawa Barat.  




 

    Tapi kalian tahu makan ini bisa menjadi sumber mata pencaharian untuk membiayai biaya keluarga?

     Nama dia Atin Fitriani seorang ibu rumah tangga dan juga penjual seblak di daerah Kampung Cigorowong RW11/RT04, Desa Nagreg, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung. Dia berjualan seblak selama hampir 1 tahun setengah ini untuk membantu Suami untuk membiaya keperluan rumah tangga seperti membayar uang listrik membiayai sekolah 2 buah hatinya dan lainya.

    Pada tahun 2019 tepatnya pada bulan desember telah Covid-19 di temukan di Wuhan, China, Covid-19 atau biasa kita kenal virus corona ini menular antar manusia dengan sanagat cepat dan menyebar ke seluruh Negara di dunia termasuk bumi pertiwi kita Indonesia, hanya dalam beberapa bulan saja.  

    Penyebarannya yang sangat cepat ini membuat beberapa neagara khususnya Indonesia menerapkan kebijakan – kebijakan, seperti lockdown atau hanya berdiam dan mengisolasi diri sendiri di rumah, PSBB (Perbatasan Sosial Beskala Besar) untuk mencegah dan menekan penyebaran virus corona ini, karena virus ini termasuk virus yang sangat berbahaya sehingga dapat menyebabkan kematian bahkan WHO (World Health Organitation) sendiri memasukan virus sebagai sebagai Pandemi yang bisa menjadi Wabah masalah bersama bagi seluruh warga dunia.

    Karena hal ini pendidikan, pekerjaan terpaksa harus di lakukan di rumah, dan karena hal ini pula banyak orang yang kehilangan pekerjaannya baik itu di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja atau tidak bisa bekerja karena tidak punya lahan untuk bekerja.  

    Dan ini menimpa keluarga Atin Fitriani, dimana sang suami bernama Tengku Khairun Fikri yang bekerja sebagai Frelance, Soundman di Ibu Kota Jakarta harus berhenti bekerja dan kehilangan pendapatannya, 

    Pekerjaan freelance seperti Soundman tidak seperti seorang karyawan yang memiliki jam kerja 8 jam sehari, seorang freelance memiliki waktu kerja yang dapat diatur oleh diri sendiri dan oleh si pemesan, sebagai seorang jasa Soundman pesanan adalah nomor 1 tetapi di karena tidak boleh adanya acara acara pada saat pandemic Covid-19 sehingga tidak adanya pemesanan jasa pada saat itu sehingga pendapatan menurun drastis. Pendapatan yang asalnya sebulan bisa sampai 3 Juta Rupiah, sekarang bisa menjadi tidak menentu bahkan sampai tidak mendapatkan pendapatan sama sekali.  

    Karena itu sang istri beriniastif karena dia mempunyai keahlian dalam memasak dia pun mencoba berjualan makanan dan makanan itu adalah seblak karena pada saat itu seblak sangat di sukai masrayarakat di sekitaran Nagreg, tidak hanya seblak Atin juga berjualan makanan lain seperti, kentang goreng, spageti tulang, boba, cireng isi ayam, mpek mpek dan itu buatanya sendiri.

    Dengan berjualan seblak ini Atin bisa mendapatkan pendapatan 200 Ribu Rupiah bisa lebih dan bisa kurang setiap hari mencukupi kehidupan kelauarga dari membiayai pendidikan dan keperluan 2 buah hatinya, membayar uang listrik, dan lainya. Walaupun terkadang harus tidak berjualan karena pengeluaran yang lebih banyak dari pendapat, dan menunggu uang dari suami untuk menambah kembali modal dalam berjualan. 

    Saat ini Tengku sudah kembali mendapat pekerjaan walaupu gajinya tidak seberapa tapi dia tetap berusaha untuk selalu bertanggung jawab atas keluaragnya sebagai seorang suami dan sebagai seorang kepala keluarga. Dari kisah mereka kita tahu sebagai seorang orang tua walaupun di timpa oleh berbagai ujian, kita haruslah selalu menanggung tanggung jawab kita selalu bersabar dan terus berusaha karena Allah SWT telah mengatur yang terbaik untuk kita. 

 

Taufik Ramadhan Nur Basitu untuk Jerat Indonesia