Dampak Program UMKM Bagi Masyarakat

JembatanRakyat.com – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) istilah umum merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2008. Bantuan Langsung Tunai (BLT) UMKM atau Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) merupakan bantuan yang diberikan kepada para pelaku UMKM di Indonesia. Besaran BLT UMKM yang akan diterima pendaftar yang lolos adalah Rp. 2,4 juta. Jenis-jenis UMKM antara lain: usaha kuliner, usaha fashion, usaha bidang teknologi, usaha kosmetik, usaha bidang otomotif, dan usaha cendera mata. 

Salah satu penerima UMKM Ibu Suparmini (39) warga Antapani Bandung, Jawa Barat. Suparmini berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah namun sudah cukup lama tingal dan berkeluarga di Bandung. Suparmini mengajukan UMKM pada tahun 2020 lalu dan mulai berjualan pada awal bulan Januari 2021. Berkat bantuan dana UMKM Suparmini memilih berjualan aneka ragam kuliner “Karena banyak anak-anak di sekitaran rumah jadi saya memilih untuk berjualan cemilan” Ujar Suparmini saat di temui di kawasan Gang Sukaresmi, Antapani Bandung. 

Adapun aneka ragam cemilan yang dijual diantaranya: pisang keju, jagung susu keju, sosis, otak-otak, roti bakar dan minuman pop ice, marimas, dll. Umumnya lebih mengarah ke jajanan anak-anak tetapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa menjadi konsumennya. Rata-rata cemilan tersebut di bandrol seharga di bawah Rp. 5000 rupiah karena menyesuaikan kantong anak-anak. Bahkan untuk sosis goreng dan otak-otak di bandrol dengan harga Rp. 1000 rupiah per bijinya. “Saya tidak mengambil keuntungan banyak yang penting dagangan terus ngalir dan laris” tambah wanita setengah paruh baya tersebut. Memang anak-anak sangat tertarik dengan makanan manis jadi target jajanan yang dijual cukup tepat. 

Program bantuan pemerintah UMKM hasil pengajuan Suparmini mendapatkan santunan Rp. 1.500.000 rupiah (satu juta lima ratus ribu) untuk dijadikan modal bantuan jualan. Walaupun pandemi ini pendapatan tidak menentu bahkan terkadang menurun tidak mematahkan semangat kosisten Suparmini untuk berjualan. Wanita yang memiliki 3 orang anak dan semuanya masih menjalankan pendidikan.  

“Awal waktu jualan pertama hanya pisang keju dan jasuke (jagung susu keju). Namun sekarang di tambah macamnya supaya ada makanan manis dan makanan asin juga” ujar Suparmini saat di wawancarai. Walaupun usianya yang tidak muda lagi Suparmini semangat dan senang berjualan, semangatnya bisa dijadikan contoh untuk generasi muda. “Berjualannya di depan rumah saja jadi lumayan tidak memakan biaya tempat sewa” tambahnya. Dari segi konsumen di dominasi oleh anak-anak sekitar 80% tetapi ada juga orang dewasa sekitar 20% sering membeli otak-otak dan sosis. Walaupun dagangannya rame hanya pada awal-awal berjualan semakin kesini menurun, kemungkinan faktor pandemi sehingga anak-anak di khususkan makan di rumah dari pada jajan. Tetapi masih bisa untuk menutupi modal dagangan walaupun untung tidak seberapa.  

Program UMKM sangat membantu masyarakat yang terkendala dalam modal saat berjualan. Seperti Suparmini bantuan UMKM di belikan bahan-bahan atau persediaan, “Dari bantuan ini saya belikan kompor supaya saat jualan nyaman dan aman dan peralatan lainnya seperti pisau” ujar Suparmini saat di wawancarai di kediamannya. Selain bisa membelikan peralatan jualan yang lebih layak sisanya Suparmini menyisihkan untuk modal bahan-bahan dagangan. “Sangat membantu memberikan modal untuk membeli bahan-bahan makanan yang dibutuhkan untuk berjualan, setelah itu tinggal puter terus modalnya” ujar Suparmini. Untuk kedepannya Suparmini ingin menambah aneka jualannya yaitu agar-agar beraneka ragam toping. 

Tentunya program ini memiliki dampak positif bagi masyarakat, selain dapat mendapatkan santunan pemerintah masyarakat juga bisa berdiri lagi untuk berjualan. Mengimplementasikan ide-ide jualan serta berpikir inovatif agar tidak kalah saing dengan pedagang lainnya. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi setiap individu tergantung masing-masing diri ingin bergerak maju atau hanya di zona nyaman saja. Program UMKM ini sangat bermanfaat dan memberi semangat baru untuk yang kehilangan modal atau sudah bingung dengan jualannya. Bahkan sebagian masyarakat mendadak berjualan dengan adanya bantuan UMKM dan berbondongbondong mendaftarkan diri. Proses seleksi hasil pendaftaranpun dilakukan secara ketat oleh pemerintah agar tidak salah pilih saat proses seleksi dilakukan. 

Suparmini merasakan adanya dampak positif pada dagangannya seperti masyarakat sekitar terutama anak-anak bisa jajan cemilan dengan harga yang relevan murah meriah, karena menjual dagangannya hanya Rp. 1000 rupiah hingga Rp. 2000 rupiah saja. Jadi anak-anak tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk jajan, berhubung pandemi Suparmini melihat kondisi harga jual agar dagangannya laris manis. Di samping itu tentu ada juga dampak negatif yaitu banyaknya saingan penjualan dan terkadang anak-anak cepat bosan dengan jajanan yang hanya itu-itu saja, maka dari itu disiapkan berbagai macam cemilan meminimalisir konsumen supaya tidak bosan.  

“Anak-anak saya juga sering membantu jualan kalau saya kewalahan ini menimbulkan rasa kerjasama antara anggota keluarga karena saling terlibat, seperti saya sibuk menggoreng pisang dan anak saya membantu membuatkan pop ice dan semacamnya” ujar Suparmini. Hal ini tentu meningkatkan rasa harmonis anggota keluarga, karena bisa terlibat dalam usaha yang dirintisnya. Selain itu Suparmini menceritakan walau terkadang dirinya lelah dan kecapean karena harus merangkap dua propesi sekaligus, menjadi Ibu Rumah Tangga dan berjualan. Tetapi tetap bersyukur karena jadi bisa menambah pendapatan keluarga “Lumayan walau sedikit-sedikit bisa mambantu ekonomi keluarga apalagi anak-anak masih pendidikan belum pada bekerja” tambah Suparmini. 

Semangat Ibu Rumah Tangga perlu kita jadikan contoh apalagi anak-anak muda generasi baru. Tidak boleh gengsi untuk berdagang dan berjualan justru itu adalah hal luar biasa, karena tidak mengandalkan jadi karyawan namun bisa berwirausaha. Apalagi di masa pendemi ini lapangan pekerjaan semakin menyempit dari pada menganggur lebih baik mencoba jualan kecil-kecilan. Jadi insan muda yang mandiri sangat keren bukan! Banyak cara untuk berjualan asalkan niat dan bulatkan tekat pada diri. Karena ada peribahasa 99% kesuksesan itu dari berwirausaha seperti berjualan dan untuk jadi karyawan hanya 1% peluang untuk mendapatkan kesuksesan. 

Dengan adanya program UMKM ini tentu meminimalisir angka pengangguran di Indonesia.  

Adapun persyaratan untuk mendaftar BLT UMKM adalah sebagai berikut: 

- Memiliki usaha berskala mikro 

- WNI 

- Bukan ASN (Aparatur Sipil Negara), TNI/Polri, pegawai BUMN/BUMD 

- Tidak sedang memiliki pinjaman di bank dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 

Ciri-ciri UMKM ialah: 

- Tempat usaha bisa berpindah-pindah, tidak tetap berada di satu tempat. 

- Jenis barang yang dijual bisa berubah sewaktu-waktu, belum ada SOP ketat yang mengatur hal ini. 

- Administrasi keuangan sederhana, terkadang keuangan pribadi dan keuangan perusahaan masih disatukan.

 - Kebanyakan belum memiliki legalitas usaha. 

- Belum ada sistem ketat dan sistematis yang mengatur masalah SDM di dalam badan usaha. 



Resti Prianti
Untuk Jerat Indonesia