JERAT INDONESIA - Cabai berpeluang menjadi cerita sukses implementasi inclusive closed loop di sektor agribisnis Indonesia. Model closed loop yang digagas Kadin Indonesia memilih komoditas hortikultura ini sebagai proyek percontohan perdana. Cabai dipilih dengan mempertimbangkan besarnya tantangan peningkatan produktivitas dan fluktuasi harga yang terjadi, baik di pasar maupun pada tingkat petani. Lokasi yang dinilai potensial untuk membangun proyek percontohan inclusive closed loop cabai adalah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Muhammad Firdaus di dalam kajiannya tentang cloed loop menjelaskan bahwa Garut
salah satu sentra produksi hortikultura terbesar di Tanah Air, khususnya
sayuran termasuk cabai. Sebagai lokasi perdana implementasi model bisnis closed
loop diharapkan bisnis pertanian di wilayah ini bisa berkembang dengan baik.
“Closed loop berangkat dari sektor pertanian yang market driven. Pasar atau
pengusaha minta spesifikasi produk seperti apa, dan petani memproduksi sesuai
itu. Target kami dengan closed loop, produksi cabai bisa naik dari 8 ton per
hektare menjadi 14 ton per hektare,” katanya kepada Katadata, Selasa
(29/05/2021).
Produsen utama benih hortikultura, yang menjadikan Garut
sebagai pasar nomor satu. Penggunaan benih bermutu merupakan kunci awal
suksesnya budidaya komoditas pertanian. Dukungan produsen benih semacam ini
diharapkan bisa dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung pelaksanaan model
closed loop hortikultura di Garut. Benih bermutu kemudian diikuti pengolahan
tanah dan pemupukan secara tepat. Kebutuhan hara tanah perlu ditentukan
berdasarkan pengujian yang bersifat spesifik lokal. Sampai di tahap ini ada PT
Pupuk Kujang Cikampek ambil bagian dalam pendampingan aplikasi pupuk oleh
petani cabai di Garut.
Perbaikan penggunaan faktor produksi utama dalam budidaya
cabai di Garut juga diikuti proses panen dan penanganan pascapanen yang baik.
Tak hanya itu, pasar yang menjadi muara produksi petani perlu disiapkan dengan
tepat pula. Guna menjamin keberlanjutan proses pemasaran dibutuhkan dukungan
kelembagaan petani, ada Paskomnas yang berperan di sini. Sementara itu,
alternatif pemasaran digitalnya ada 8Villages.
Diketahui juga bahwa ada industri seperti PT Indofood yang juga
siap menyerap cabai yang diproduksi dari lahan pertanian seluas tiga hektare
berskema kemitraan closed loop ini. Ada pula Merci Corp Indonesia yang
memfasilitasi penggunaan teknologi informasi digital guna memperkuat peran
penyuluh pertanian. Teknologi digital yang dimaksud mencakup kalendar tanam,
informasi cuaca, penyediaan benih, pemupukan, pengendalian hama, hingga
informasi harga dan akses pasar.
Pada intinya model inclusive closed loop tidaklah kaku. Model ini disusun untuk
mendongkrak kinerja bisnis hortikultura melalui sinergi multipihak terkait
budidaya cabai oleh petani di Garut. Pada akhirnya, peningkatan produktivitas
dan tingkat harga yang lebih tinggi bagi petani saat panen merupakan salah satu
output penerapan closed loop ini. Bupati Garut Rudy Gunawan menuturkan, model
pertanian closed loop merupakan program yang baik. Skema ini diharapkan mampu
memecahkan tantangan mismatch antara produksi dan permintaan produk pertanian.
“Kerap petani sebetulnya pintar berbudi daya tetapi tidak punya modal dan lemah
dalam pemasaran sehingga produk dijual tidak pada harga optimum,” ujar dia.
Inclusive closed loop membuka peluang berbagai pihak untuk bekerja sama guna
mengoptimalkan potensi yang ada sehingga dapat memecahkan beragam tantangan di
sektor pertanian. Keberadaan para aktor di sepanjang rantai nilai pertanian
dari hulu sampai hilir tidak dipandang sebagai kompetisi melainkan sinergi.
Ketua Komite Tetap Hortikultura Kadin Indonesia Karen Tambayong mengimbuhkan,
kemitraan closed loop yang diinisiasi Kadin sebagai program yang patut
diapresiasi. “Sebab ini (closed loop) dapat mensinergikan berbagai pihak untuk
berkolaborasi di lapangan,” ujarnya. Pelaku usaha yang dinaungi Kamar Dagang
dan Industri (Kadin) Indonesia fokus mencermati berbagai tantangan di sektor
agribisnis nasional. Oleh karena itu, ini merupakan salah satu agenda yang
dibawa ke panggung Jakarta Food Security Summit kelima (JFSS-5) pada 18 - 19
November 2020. JFSS-5 mengangkat tema “Pemulihan Ekonomi Nasional untuk
Mendukung Ketahanan Pangan dan Meningkatkan Kesejahteraan Petani, Peternak, dan
Nelayan”.
Selain itu juga bisa mempengaruhi harga cabai di pasar daya
saing pun harga cabai tiap hari memang semakin meningkat.
Seperti ada pada kutipan berita Antara Harga beberapa jenis
cabai di Pasar Induk Guntur Kabupaten Garut, Jawa Barat, naik sampai 100 persen
akibat berkurangnya pasokan dari petani lokal maupun luar Garut.
"Rata-rata beberapa jenis cabai naik 100 persen, ini
sudah terjadi di awal tahun," kata Rinda Rabanda distributor sayuran di
Pasar Induk Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (10/01/2021).
Ia menyebutkan, harga cabai yang langsung melonjak tinggi
kenaikannya yaitu cabai inul dari semula Rp30.000 menjadi Rp60.000 per kilogram
sejak beberapa hari lalu.
Jenis cabai lainnya, kata dia, seperti cabai rawit merah
dari semula Rp20.000 sekarang mencapai Rp45.000, bahkan pernah menembus
Rp50.000 per kilogram.
Memang daya saing penjual cabai tidak bisa di pungkiri lagi
hingga saat ini karena cabai merupakan salah satu bahan pokok yang digunakan
dalam bumbu dapur sehari-hari.

0 Komentar